Telaga itu mencerminkan keindahan
diam menatap sederhananya langit kebiruan
mendispersi cahaya polikromatik
mengurainya menjadi mejikuhibiniu
diam menatap sederhananya langit kebiruan
mendispersi cahaya polikromatik
mengurainya menjadi mejikuhibiniu
Untaian itu memang bercerai-berai
tak mampu dipolimerisasi
tetapi ribuan makna tersimpan sebilang untaiannya
Kamu, manifesti dari sebuah renjana lugu
defenisi rasa yang menghangatkan hati
serupa embun yang diam-diam menyelisir dedaunan
Aku mencintaimu seumpama hujan,
tak mampu dihentikan
menyanyangimu laksana pelangi,
hadir setelah rinainya membasah mayapada
Lantas, sudikah kamu menyambutnya?
________
Note: hanya fiksi belaka, ambil baiknya saja. Say no to non halal relationship
Comments
Post a Comment